The Scholar Indonesia, mantap

Mungkin acara ini agak kurang populer dibandingkan acara reality show lainnya secara entertainmentnya agak kurang, tapi setelah nonton episode 1 malam sabtu kemarin, sebenarnya nih acara keren banget dari segi permainan. Formatnya agak beda dengan versi aslinya di Amerika.

Di Amerika terdiri dari 3 babak, Captain Quiz, Group Challenge, lalu pemenang Group Challenge akan diseleksi oleh 3 juri dimana 3 peserta dari group pemenang ikut 1 babak kuis lagi dimana salah seorang diantara mereka bakal jadi 1 dari finalis. Sedangkan versi Indonesianya, hanya sampai di Group Challenge dimana kapten group yang menang langsung masuk ke final. Agak aneh emang mengingat buat apa ke-4 anggota lainnya berusaha kerja keras kalo akhirnya yang lolos cuma si Kapten. perubahan yang fatal buat sebuah reality show dengan hadiah 100 juta lebih. Kalo versi Amerikanya mereka berusaha keras kerja supaya terpilih ikut quiz terakhir, tapi untuk yang indonesia istilahnya 'ngapain gue kerja nggak ada artinya buat gue'

Selain itu dari episode 1 kemarin, kelihatan banget kalau orang Indonesia bersedia melakukan apa saja untuk menjual barang, sesuatu hal yang sangat ditentang di Amerika seperti membohongi orang dengan alasan Charity. Gue inget banget Donald Trump marah waktu tau finalis The Apprentice jual barang atas nama Charity. Sedangkan peserta TSI dengan santainya nawarin barang atas nama Charity. Walaupun akhirnya emang di buat charity tapi intensi awalnya sebenarnya kan bukan untuk itu. Nah, disinilah peran 3 juri itu penting untuk menilai kejujuran dari si finalis yang di Indonesia nggak berperan.

Tapi terlepas dari itu semua acara ini sangat REAL dibandingkan acara yang menganggap dirinya REALITY SHOW namun pesertanya juga merangkap sebagai pemain sinetron pemula.